Minggu, 15 April 2018

manfaat kompresi dan cara kerjanya


Pada kali ini saya akan menjelaskan sedikit manfaat kompresi dalam kehidupan telekomunikasi. Tapi sebelum itu saya akan memberikan  sedikit ilmu yang saya dapat dari artikel di internet, maklum pemula, ini dia penjelasannya.
 
Konsep Kompressi

Konsep kompressi mirip dengan konsep mencontek. Kok bisa??? Jangan khawatir, ini hanya illustrasi. Bayangkan saat ujian, murid A menuliskan jawaban pada selembar kertas, melipat-lipat kertas tersebut, lalu melemparnya kepada murid B. Murid B menangkapnya, membuka lipatan kertas, dan membaca jawaban yang tertera.

Perhatikan, kertas yang terlipat bisa dibayangkan sebagai sebuah file/berkas yang dimampatkan atau dikompress, ukurannya yang lebih kecil membuatnya untuk berpindah tangan. Tetapi untuk mendapatkan ukuran yang lebih kecil dan kecepatan transfer, ada yang harus dibayar sebagai konsekuensinya. Sang penerima (Murid B), harus membuka lipatan kertas tersebut sebelum dapat membaca jawaban ujian. Kita dapat membayangkan proses ini sebagai proses dekompressi, diperlukan waktu dan resource untuk melakukannya.

Algoritma dan Rasio​

Konsepnya terdengar mudah, bagaimana dengan algoritmanya? Salah satu algoritma yang sederhana ditunjukkan dengan algoritma yang dikenal denga Run-length encoding (RLE). Contohnya, terdapat string input sebagai berikut:

AAAAAAAABBCCCCDDDDDD​

String tersebut dapat dikompressi menjadi:

8A2B4C6D​

Terlihat, angka di dpan huruf mempresentasikan beberapa banyak hurufyang sama terulang secara berentet. 8A berarti AAAAAAAA, 2B berarti BB, dan seterusnya. Prosees ini juga disebut proses encoding, dengan mentransformasikan informasi ke format lain. Contoh yang cukup dikenal adalah encoding dari format WAV ke MP3, proses kebalikannya disebut decoding.

Karena tujuannya untuk mengecilkan ukuran, maka perhitungan rasio menjadi suatu tolak ukur keberhasilan sebuah algoritma kompressi. Rasio kompressi dapat dihitung dengan rumus:

Rasio kompressi = ukuran data sebelum terkompressi/ukuran data setelah terkompressi.

Dari contoh sederhana tadi, ukuran sebelum terkompressi adalah 20 karakter, sementara ukuran setelah terkompressi adalah 8 karakter. Maka diperoleh 20/8 yang menghasilkan rasio kompressi sebesar 2.5, dinotasikan dengan 2,5:1. dan dapat diterjemahkan dalam kalimat: setiap 2,5 karakter pada contoh string tersebut dapat di kompressi hanya 1 karakter.

Beberapa aplikasi seperti Winzip pada Windows, menuliskan rasio kompressi dengan persentase, melalui rumus:

% rasio kompressi = (ukuran data setelah terkompressi/ukuran data sebelum terkompressi) x 100.

Masukkan angka dari contoh yang sama, yaitu (8/20) x 100 sehingga diperoleh persentase rasio kompressi sebesar 40%. Artinya, hasil kompressi adalah sebesar 40% dibandingkan ukuran aslinya. Dalam hal ini, semakin kecil tentu semakin baik.

Tetapi jangan kecewa jika Anda mencoba kompressi ZIP/RAR pada file teks berisi 20 karakter seperti contoh (yang berarti berukuran 20 byte). Karena Anda akan mendapatkan hasil kompressi yang justru hasilnya membengkak, bisa jadi berukuran diatas 100 byte! Hal ini terjadi karena file kompressi ZIP/RAR menyimpan informasi header atau format tertentu, dan memang bukan ditujukan untuk mengompress file dengan ukuran kecil.

Algoritama RLE yang ditunjukkan diatas masih sangat sederhana, dan terlihat baru efektif jika terjadi banya pengulangan data. Jika data merupakan file teks/tulisan dalam kalimat berbahasa Indonesia/Inggris , relative tidak terdapat banyak rentetan pengulangan karakter. Tetapi data berupa grafik sederhana berupa icon atau gamba yang memiliki banyak warna area yang sama (seperti gambar garis hitam dibidang putih),cenderung memiliki banya pengulangan byte.


Nah begitu. Karena file yang terkompress menjadi kecil pastinya akan lebih cepat dikirim dengan bandwith dan data rate yang sama. Selain itu hemat kuota bagi yang kouta nya pas pasan,. Cukup sekian postingan kali ini. doakan semoga minggu depan masih bisa istiqomah update

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda